Rabu, 04 Februari 2015

FUNGSI SUARA DALAM FILM

UNSUR SUARA DALAM FILM

Suara dalam film memiliki unsur–unsur yang dapat dipilah–pilah untuk memudahkan proses penciptaan dan penggarapannya. Unsur-unsur suara ini terbagi menjadi 3 unsur, yaitu: Speech/Percakapan, Musik dan Efek.

SPEECH

Speech merupakan unsur suara yang isinya berupa percakapan dari tokoh didalam film. Speech terbagi menjadi 4, yaitu Monolog, Dialog, Narration dan Direct Address.
Monolog adalah percakapan tanpa lawan bicara, maksudnya adalah ketika seorang tokoh berbicara dengan dirinya sendiri tanpa ada pendengar.
Dialog adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara dengan satu orang lain atau lebih.
Narration/Narasi adalah pecakapan dimana tokoh yang berbicara tidak terlihat didalam frame, yang biasanya dipakai sebagai pengantar adegan. Narasi merupakan pengantar adegan yang efisien untuk menjelaskan permasalahan tanpa perlu melakukan visualisasi. Narasi dapat membangun kredibilitas cerita dan mengajak penonton untuk memasuki permasalahan.
Direct Address adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara langsung kearah penonton.
MUSIK
Musik didalam film digunakan untuk menambahkan dramatisasi dalam sebuah cerita, dimana gambar dan suara sudah tidak mampu lagi memperkuat efek dramatis, tetapi apabila gambar dan suara yang ada sudah mampu menampilkan efek dramatis, musik juga dapat dipergunakan untuk lebih memperkuat efek tersebut. Karena dengan menggunakan musik, pembuat film dapat mengendalikan emosi penonton dalam mengikuti cerita. Musik dalam film dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan emosi penonton, sesuai dengan kebutuhan cerita. Kehadiran musik digunakan untuk merangsang dan mengarahkan perasaan sesuai dengan apa yang dilihat secara visual : senang, sedih, takut, tertekan, dan lain-lain.
Sumber dramatis dari musik dalam sebuah adegan dapat bersifat berkaitan dengan adegan, atau fungsional dan realitas.
1.     Musik Fungsional, yaitu musik yang digunakan untuk menambahkan dramatisasi didalam film, yang berasal dari luar ruang adegan cerita, biasa disebut musik ilustrasi. Musik yang didengar oleh penonton tidak berasal dari sumber suara dalam adegan maupun didengar oleh karakter dalam adegan.
2.     Musik Realitas, yaitu musik yang berasal dari dalam ruang adegan cerita. Fungsinya untuk menciptakan kesan realita, contohnya musik ketika tokoh berada di diskotik. Dalam hal ini, musik yang didengar oleh penonton juga didengar oleh karakter dalam film.
Sumber musik bisa diperoleh dari musik jadi yang dibeli, atau score orisinal.
Musik jadi biasanya dijual dalam bentuk AudioCD, berasal dari kumpulan pustaka musik. Musik dikomposisi dan direkam sehingga dapat digunakan pada editing moduler untuk mengakomodasi panjang scene dan klimaks.
Sumber lain musik adalah dari mengkomposisi secara orisinal dan merekam khusus untuk film yang dikerjakan. Dapat dicapai se-kompleks mengikutsertakan skala orkestra, atau bisa sesederhana dubbing seorang penyanyi.
Dalam mengkomposisikan musik, pada poin yang sama, komposer dan editor akan menciptakan yang disebut sebagai “click track”. Ini merupakan jalur suara yang terdiri dari jalur click yang ditempatkan bersinggungan dengan gambar dengan tujuan menyatukan ritme perpotongan dan klimaks. Click track ini disediakan untuk membimbing komposer, dan selanjutnya, musisi dalam menjaga ketukan dengan film.
Setelah musik telah dikomposisi, langkah berikutnya adalah merekamnya. Untuk skor orchestral, musisi mengatur dan menciptakan iringan di sebuah studio rekaman yang disebut “scoring stage”. Di sana, mereka menyaksikan film dengan layar yang lebar sambil mendengarkan click track dengan headphone. Dibimbing oleh komposer, orkestra memainkan musik sesuai pilihan. Musik kemudian direkam dalam multi-track untuk penggabungan selanjutnya.
Score yang telah dikomposisi kemudian dimainkan oleh seorang pemusik, sedangkan komposer individual bertanggung jawab terhadap keseluruhan jalur suara khusus musik.
EFEK SUARA
Efek suara merupakan suara – selain dialog – yang dihasilkan oleh orang ataupun benda, bersamaan dengan suara-suara yang muncul secara alami pada latar belakang. Efek suara dalam film digunakan untuk menekankan informasi yang hendak disampaikan, memberikan kesan realita didalam ruang cerita, menciptakan ilusi dan juga mood dalam cerita. Efek suara bisa berkaitan dengan kejadian di dalam atau di luar screen.
Berdasarkan fungsinya, efek suara dibagi menjadi 2:
1.     Efek Fungsional, yaitu efek suara yang digunakan untuk menambahkan efek dramatisasi didalam film.
2.     Efek Realitas, yaitu efek suara yang sumbernya berasal dari dalam ruang adegan cerita, digunakan untuk menciptakan realita didalam ruang cerita film.

Berdasarkan jenisnya, efek suara dalam film dibagi menjadi 2:
Spot Effect, yaitu efek suara yang berasal dari suatu sumber suara tertentu, misalnya suara pintu, suara ketukan, suara ban pecah dll.
General Effect, yaitu efek suara yang berasal dari berbagai sumber disuatu tempat, baik jauh maupun dekat, misalnya suara didalam sebuah ruangan (room tone) ataupun suara lingkungan (ambience/atmosphere). General effect masih dibagi lagi menjadi 3:
Yang bersifat background, yaitu suara yang timbul dari lingkungan, jauh maupun dekat, biasanya level suaranya rendah, misalnya suara burung, suasana kantor, ombak dipantai dll.
Dengan kekerasan yang tetap dan durasi panjang (steady state), misalnya mesin pabrik, generator dll.
Yang bersifat intermittent, kekerasannya bervariasi tetapi secara periodik berulang, misalnya suara traffic.
Efek suara dalam film bisa berasal dari 3 sumber:
Production Sound, yaitu efek suara yang direkam dilapangan. Yang direkam bersaman dengan gambar, ataupun juga yang direkam tersendiri disaat tidak sedang dilakukan shooting.
Foley, yaitu efek suara yang direkam pada tahap paska produksi mengikuti gambar.

Sound Library, yaitu kumpulan efek suara yang sudah direkam sebelumnya yang dijual dan bisa dipergunakan dengan bebas.

Sumber : http://tatasuaraindonesia.blogspot.com/2012/09/unsur-suara-dalam-film.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar