UNSUR SUARA
DALAM FILM
Suara dalam
film memiliki unsur–unsur yang dapat dipilah–pilah untuk memudahkan proses
penciptaan dan penggarapannya. Unsur-unsur suara ini terbagi menjadi 3 unsur,
yaitu: Speech/Percakapan, Musik dan Efek.
SPEECH
Speech
merupakan unsur suara yang isinya berupa percakapan dari tokoh didalam film.
Speech terbagi menjadi 4, yaitu Monolog, Dialog, Narration dan Direct Address.
Monolog
adalah percakapan tanpa lawan bicara, maksudnya adalah ketika seorang tokoh
berbicara dengan dirinya sendiri tanpa ada pendengar.
Dialog
adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara dengan satu orang lain
atau lebih.
Narration/Narasi
adalah pecakapan dimana tokoh yang berbicara tidak terlihat didalam frame, yang
biasanya dipakai sebagai pengantar adegan. Narasi merupakan pengantar adegan
yang efisien untuk menjelaskan permasalahan tanpa perlu melakukan visualisasi.
Narasi dapat membangun kredibilitas cerita dan mengajak penonton untuk memasuki
permasalahan.
Direct
Address adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara langsung kearah
penonton.
MUSIK
Musik
didalam film digunakan untuk menambahkan dramatisasi dalam sebuah cerita,
dimana gambar dan suara sudah tidak mampu lagi memperkuat efek dramatis, tetapi
apabila gambar dan suara yang ada sudah mampu menampilkan efek dramatis, musik
juga dapat dipergunakan untuk lebih memperkuat efek tersebut. Karena dengan
menggunakan musik, pembuat film dapat mengendalikan emosi penonton dalam mengikuti
cerita. Musik dalam film dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan emosi
penonton, sesuai dengan kebutuhan cerita. Kehadiran musik digunakan untuk
merangsang dan mengarahkan perasaan sesuai dengan apa yang dilihat secara
visual : senang, sedih, takut, tertekan, dan lain-lain.
Sumber
dramatis dari musik dalam sebuah adegan dapat bersifat berkaitan dengan adegan,
atau fungsional dan realitas.
1. Musik
Fungsional, yaitu musik yang digunakan untuk menambahkan dramatisasi didalam
film, yang berasal dari luar ruang adegan cerita, biasa disebut musik
ilustrasi. Musik yang didengar oleh penonton tidak berasal dari sumber suara
dalam adegan maupun didengar oleh karakter dalam adegan.
2. Musik
Realitas, yaitu musik yang berasal dari dalam ruang adegan cerita. Fungsinya
untuk menciptakan kesan realita, contohnya musik ketika tokoh berada di
diskotik. Dalam hal ini, musik yang didengar oleh penonton juga didengar oleh
karakter dalam film.
Sumber musik
bisa diperoleh dari musik jadi yang dibeli, atau score orisinal.
Musik jadi
biasanya dijual dalam bentuk AudioCD, berasal dari kumpulan pustaka musik.
Musik dikomposisi dan direkam sehingga dapat digunakan pada editing moduler
untuk mengakomodasi panjang scene dan klimaks.
Sumber lain
musik adalah dari mengkomposisi secara orisinal dan merekam khusus untuk film
yang dikerjakan. Dapat dicapai se-kompleks mengikutsertakan skala orkestra,
atau bisa sesederhana dubbing seorang penyanyi.
Dalam
mengkomposisikan musik, pada poin yang sama, komposer dan editor akan
menciptakan yang disebut sebagai “click track”. Ini merupakan jalur suara yang
terdiri dari jalur click yang ditempatkan bersinggungan dengan gambar dengan
tujuan menyatukan ritme perpotongan dan klimaks. Click track ini disediakan
untuk membimbing komposer, dan selanjutnya, musisi dalam menjaga ketukan dengan
film.
Setelah
musik telah dikomposisi, langkah berikutnya adalah merekamnya. Untuk skor
orchestral, musisi mengatur dan menciptakan iringan di sebuah studio rekaman
yang disebut “scoring stage”. Di sana, mereka menyaksikan film dengan layar
yang lebar sambil mendengarkan click track dengan headphone. Dibimbing oleh
komposer, orkestra memainkan musik sesuai pilihan. Musik kemudian direkam dalam
multi-track untuk penggabungan selanjutnya.
Score yang
telah dikomposisi kemudian dimainkan oleh seorang pemusik, sedangkan komposer
individual bertanggung jawab terhadap keseluruhan jalur suara khusus musik.
EFEK SUARA
Efek suara
merupakan suara – selain dialog – yang dihasilkan oleh orang ataupun benda,
bersamaan dengan suara-suara yang muncul secara alami pada latar belakang. Efek
suara dalam film digunakan untuk menekankan informasi yang hendak disampaikan,
memberikan kesan realita didalam ruang cerita, menciptakan ilusi dan juga mood
dalam cerita. Efek suara bisa berkaitan dengan kejadian di dalam atau di luar
screen.
Berdasarkan
fungsinya, efek suara dibagi menjadi 2:
1. Efek
Fungsional, yaitu efek suara yang digunakan untuk menambahkan efek dramatisasi
didalam film.
2. Efek
Realitas, yaitu efek suara yang sumbernya berasal dari dalam ruang adegan
cerita, digunakan untuk menciptakan realita didalam ruang cerita film.
Berdasarkan
jenisnya, efek suara dalam film dibagi menjadi 2:
Spot Effect,
yaitu efek suara yang berasal dari suatu sumber suara tertentu, misalnya suara
pintu, suara ketukan, suara ban pecah dll.
General
Effect, yaitu efek suara yang berasal dari berbagai sumber disuatu tempat, baik
jauh maupun dekat, misalnya suara didalam sebuah ruangan (room tone) ataupun
suara lingkungan (ambience/atmosphere). General effect masih dibagi lagi
menjadi 3:
Yang
bersifat background, yaitu suara yang timbul dari lingkungan, jauh maupun
dekat, biasanya level suaranya rendah, misalnya suara burung, suasana kantor,
ombak dipantai dll.
Dengan
kekerasan yang tetap dan durasi panjang (steady state), misalnya mesin pabrik,
generator dll.
Yang
bersifat intermittent, kekerasannya bervariasi tetapi secara periodik berulang,
misalnya suara traffic.
Efek suara
dalam film bisa berasal dari 3 sumber:
Production
Sound, yaitu efek suara yang direkam dilapangan. Yang direkam bersaman dengan
gambar, ataupun juga yang direkam tersendiri disaat tidak sedang dilakukan
shooting.
Foley, yaitu
efek suara yang direkam pada tahap paska produksi mengikuti gambar.
Sound
Library, yaitu kumpulan efek suara yang sudah direkam sebelumnya yang dijual
dan bisa dipergunakan dengan bebas.
Sumber : http://tatasuaraindonesia.blogspot.com/2012/09/unsur-suara-dalam-film.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar