Rabu, 04 Februari 2015

PEMBUATAN MAJALAH

PROSES PEMBUATAN MAJALAH

            Membuat suatu majalah, sungguh sangat mengasyikkan. Karena majalah, memiliki banyak sekali fungsi dan yang pasti, ketika kita membuat majalah dan menyebarkannya kebanyak orang dan banyak orang pula yang membacanya. Maka dapat diartikan kita telah memberikan suatu manfaat keorang banyak dan kita juga akan mendapatkan pahala dari Sang Maha Pencipta, karena kita telah berbagi informasi dan ilmu.
            Ketika kita ingin membuat sesuatu, pastilah yang terpikirkan oleh kita adalah proses. Bagaimana proses itu bisa terbentuk dan bagaimanakah proses berjalan dan terlaksana. Sama halnya dengan ketika kita ingin membuat suatu majalah. Dalam hal ini, ada beberapa proses atau tahap dalam pembuatan majalah. Dalam artikel ini, penulis ingin berbagi informasi kepada teman – teman tentang bagaimana sih proses pembuatan majalah. Gampang atau susah ya?...Pasti gampang kok, tenang aja. Penjelasan tentang proses pembuatan majalah akan diterangkan dalam rangkuman dibawah ini:

Tahap Perencanaan

                Suatu proses, pastilah memiliki suatu rencana. Karena dengan rencana, proses tersebut bisa berjalan dan karena rencana pula sesuatu hal yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik.
            Dalam tahap perencanaan ini, penulis ingin memberikan informasi kepada teman – teman tentang tahap seperti apa yang harus dilakukan sebelum melangkah lebih jauh dalam proses pembuatan majalah, proses tersebut dirangkum seperti dibawah ini:

  1. Pembuatan tim kerja (tim redaksi)
Sebuah organisasi atau perusahaan, tidak akan berjalan atau bergerak jika tidak memiliki tim. Karena tim sangat membantu kita dalam proses tahap kerja. Dalam tim kerja atau struktural usaha majalah, pada umumnya terdiri dari:

-          Pemimpin redaksi
Orang yang bertanggung jawab atas mekanisme, aktifitas dan rubrikasi majalah. Pemimpin redaksi juga harus bisa mengkoordinasi semua tim redaksi untuk bekerja sama dalam pencapaian yang maksimal.

-          Sekretaris umum
Orang yang bertugas mencatat keluar masuknya segala sesuatu yang berkaitan dengan redaksi majalah serta penjadwalan tema atau isi rubrikasi majalah.

-          Bendahara umum
Orang yang bertanggung jawab atas keluar masuknya biaya anggaran redaksi.

-          Reporter
Orang yang bertugas mencari berita dan isi artikel rubrikasi

-          Fotografer
Orang yang bertugas akan semua foto – foto atau model yang ada pada majalah

-          Desainer
Orang yang bertugas dalam mendesain majalah

-          Editor
Orang yang bertugas mengrapihkan atau mengecek hasil kerja akhir dari desainer


  1. Penetapan visi dan misi majalah
Suatu perusahaan yang profesional pasti memiliki visi dan misi. Karena visi dan misi merupakan suatu pondasi awal dalam membangun suatu perusahaan menjadi yang terbaik. Karena visi dan misi pula, proses tahap demi tahap dalam menjalani usaha bisa lebih terarah.
Tak jauh dari hal tersebut, dalam proses pembuatan majalah juga harus memiliki visi dan misi. Kenapa demikian? Dengan adanya visi dan misi, majalah lebih dapat tersegmen dan rubrik – rubrik yang ada pada isi majalah, lebih dapat konsisten dan tidak keluar dari tujuan awal majalah.

  1. Penentuan segmentasi majalah
Sekarang ini, setiap majalah memiliki segmentasinya masing – masing. Majalah yang baik adalah majalah yang memiliki segmentasi yang jelas dan dimana pembacanya sesuai dengan tujuan segmentasinya tersebut. Dalam pengelompokkan segmentasi, penulis membaginya menjadi 2, yaitu segmentasi berdasarkan demografis dan geografis.
Segmentasi berdasarkan demografis, segmentasi yang didasarkan kepada sifat atau karakter manusia. Contoh, jenis kelamin, usia, dll
Segmentasi berdasarkan geografis, segmentasi yang dibedakan menurut wilayah atau tempat. Contoh, sekolah, perusahaan, indonesia, Malaysia, dll

  1. Penentuan proses distribusi atau penjualan
Tahap ini, termasuk tahap yang cukup harus dipikirkan secara matang. Karena jika majalah bagus tetapi sistem pendistribusian atau penjualan tidak baik. Maka, yang akan terjadi majalah itu akan sia – sia dibuat. Karena penempatan pasar yang tak terkoordinasi dengan baik sehingga majalah tak terlirik oleh calon pembaca.
Jika majalah, djual secara gratis. Maka pendistribusiannya tak terlalu dipikirkan. Karena majalah yang dijual secara gratis, lebih baik pendistribusiannya langsung kesegmentasinya. Diambil contoh majalah sekolah. Majalah free tersebut, langsung ditempatkan kesekolah – sekolah.
Sedangkan majalah yang dijual dengan tidak gratis. Pendistribusiannya harus dipikirkan secara matang. Karena jika salah langkah, maka yang akan terjadi majalah tersebut tidak akan terjual sesuai dengan keinginan.


Tahap Mengonsep Majalah

            Majalah yang baik adalah majalah yang dibuat secara terkonsep dengan baik. Dalam hal ini, penulis ingin memberikan informasi atau tahapan dalam mengkonsep suatu majalah, yang diantaranya:

  1. Nama majalah
Suatu majalah akan terasa hampa dan tidak akan dikenal ketika majalah tersebut tidak memiliki nama. Hal ini sama dengan manusia, ketika seorang manusia tidak memiliki nama maka yang akan terjadi orang itu tidak akan terkenal dan bahkan orang itu tidak akan dikenal.
Oleh karena itu, ketika suatu majalah sudah memiliki segmentasi dan fungsi atau manfaat yang jelas. Maka hal yang selanjutnya adalah nama dari suatu majalah itu sendiri dan penamaan majalah tersebut harus didasari atau dilatar belakangi oleh visi dan misi majalahnya. Nama majalah juga harus bisa mewakili atau memunculkan identitas serta karakter majalahnya.

  1. Pemilihan rubrik
Dalam hal ini, dimaksudkan konten atau rubrik yang ada didalam isi majalah sesuai dengan nama majalah, segmentasi majalah, dan fungsi majalah.
Pemilihan rubrik harus dipikirkan secara masak, karena rubrik merupakan salah satu faktor penting dalam pencitraan suatu majalah.

  1. Jumlah halaman
Semakin tebal semakin banyak manfaatnya dan semakin tipis mudah untuk pembuatannya. Lalu mana yang akan kamu pilih?..bingung ya?...
Hal tersebut jangan terlalu kamu pikirkan, yang terpenting sesuaikan dari budget yang tim kamu punya. Tetapi kalau dalam perencanaan atau mengkonsep majalah ini kamu ingin membuat banyak halaman dan sedangkan budget yang kamu punya tidak mencukupi, info yang saya bisa berikan yaitu memanfaatkan media iklan. Karena banyak majalah yang memakai kesempatan tersebut untuk menutupi budget produksi mereka.
Dalam jumlah halaman pada majalah, pada umumnya paling sedikit adalah 20 halaman dan paling banyak tidak terbatas. Yang anda harus ketahui, dalam jumlah halaman harus berkelipatan 4, seperti 20 halaman, 24, 28, 32, 36, dan seterusnya. Hal ini untuk mencegah kekurangan dan kelebihan halaman atau memanfaatkan bidang kertas print.

  1. Ukuran majalah
Ukuran majalah juga dapat mempengaruhi daya tarik pembaca. Banyak orang yang lebih memilih majalah yang dapat mudah dibawa pergi dan mudah dibaca ketika diperjalanan. Pada umumnya, majalah berukuran A4, Letter dan B5 atau F4

  1. Jenis Kertas
Jenis kertas cukup mendukung tingkat daya beli. Jenis kertas cover dengan isi biasanya setiap majalah berbeda. Yang umum dipakai, cover menggunakan jenis kertas Art Carton atau Art Paper sedangkan untuk isi jenis kertas yang dipakai yaitu Art Paper atau HVS. Jenis kertas yang dipakai pada cover, pada umumnya lebih tebal dari isi. Jika cover memakai Art Carton maka isi memakai Art Paper atau HVS.


Tahap Pembuatan

            Ketika sudah memiliki rencana dan konsep. Maka langkah selanjutnya adalah proses pembuatan. Pada proses ini, saya sebagai penulis ingin berbagi informasi tentang proses pembuatan majalah secara umum. Yang dirangkum seperti dibawah ini, diantaranya:


  1. Pencarian berita
Tahap ini adalah tugas seorang reporter. Tahap ini memerlukan suatu ilmu pasti, agar mendapatkan suatu berita yang baik dan menarik sehingga para pembaca bisa merasakan maksud dari berita tersebut. Ilmu tersebut sangat sederhana namun perlu suatu pengembangan. Ilmu yang dimaksud adalah dasar suatu pembentuk tulisan, yaitu 5W+1H. Jika ilmu itu sudah diterapkan dengan baik dan pengembangan yang kreatif, maka tidak akan menutup kemungkinan pembaca akan terbawa oleh emosi dalam isi berita.

  1. Menulis artikel
Tahap ini adalah tahap yang tak mudah, namun semua orang bisa melakukannnya. Karena setiap diSekolah, kita semua selalu disuruh membuat tulisan oleh guru Bahasa Indonesia kita untuk menulis pengalaman tentang liburan semesteran. Namun kenapa saya bilang tak mudah, karena tak semua tulisan yang kita tulis bisa dimengerti dengan baik dan tak bisa dirasakan emosi yang ada dalam tulisannya oleh semua orang yang membacanya.

  1. Mengoreksi tulisan
Dalam tahap ini diperlukan orang yang sangat teliti dan mengerti akan tata cara penulisan. Karena dalam tahap ini, orang tersebut harus memeriksa tentang tanda baca, pembendaharaan kata, dan emosi yang terkandung dalam tulisan tersebut. Jika orang ini sudah yakin akan koreksiannya, maka tulisan tersebut diserahkan kepada desainer untuk didesain. 

  1. Mendesain
Setelah tulisan diserahkan kedesainer, maka tahap inilah yang membuat suatu majalah terlihat menarik dan inovatif. Tahap mendesain adalah yang sangat menarik, karena tahap ini menuntut kita untuk selalu kreatif dan inovatif agar pembaca memiliki perhatian akan majalahnya. Dalam tahap ini, desainer harus memahami tentang elemen desain agar majalah dapat menarik perhatian calon pembaca. Beberapa elemen desain yang terkandung dalam majalah, diantaranya:

A.      Layout
Pada penerapan elemen desain ini, sangatlah penting. Dikarenakan jika elemen ini tidak diperhatikan, maka yang akan terjadi sipembaca malas dan enggan untuk membacanya, karena layout – layout yang berantakan dan membingungkan serta tidak ada ketertarikan untuk membacanya. Tips untuk mencegah hal itu terjadi, penulis ingin membagi informasi kepada teman – teman untuk membuat layout yang baik, diantaranya:
-          Sesuaikan dengan target segmentasinya, karena jika kita membuat layout yang monoton untuk para remaja maka yang terjadi mereka tidak mau untuk membacanya
-          Manfaatkan ruang desain majalah, jangan terlalu ditumpuk – tumpuk jika ruang desain masih luas.
-          Coba memakai bantuan image atau tamplate untuk melayout, agar memiliki variasi dan tidak monoton
-          Buatlah layout yang inovatif dan kreatif, untuk menarik perhatian pembaca

B.      Warna
Warna merupakan elemen desain yang sangat mempengaruhi sebuah desain. Jika kita asal memakai warna tanpa mempertimbangkan efeknya, maka yang akan terjadi mata sipembaca akan lelah dan sakit dalam membaca atau sipembaca tidak bisa membaca artikelnya dengan jelas, karena saruh dengan warna background. Disini penulis ingin berbagi informasi dalam menangani permasalahan ini, diantaranya:
-          Selaraskan warna background dengan artikel yang ada, agar mudah dibaca dan mata sipembaca tidak sakit dan lelah dalam membaca
-          Permainan warna sesuaikan dengan target pembaca majalah tersebut
-          Pemakaian warna CMYK, hindari pemakaian warna RGB

C.     Font
Font termasuk dalam elemen desain grafis. Font sangat penting dalam dunia majalah. Karena tanpa font, majalah mungkin hanya sebuah buku gambar yang hanya berisi sebuah ilustrasi. Setiap font memiliki sebuah arti dan makna yang berbeda. Karena font tidak hanya dibuat berdasarkan fungsi bacanya saja, tetapi dibuat berdasarkan makna, filosofi dan fungsinya. Pada hal ini, penulis ingin berbagi informasi tentang pemakaian font yang baik pada majalah. Yang akan dijelaskan seperti dibawah ini, diantaranya:
-          Pemakaian font, harus disesuaikan dengan segmentasi majalah
-          Gunakan font yang memiliki readability dan legability
-          Hindari pemakaian ukuran font dibawah 5 point, karena akan mempengaruhi proses ketajaman pencetakan

D.     Ilustrasi atau gambar
Ilustrasi atau gambar adalah termasuk elemen penting pada majalah. Karena dengan adanya ilustrasi atau gambar, majalah menjadi lebih kreatif, komunikatif, informatif dan inovatif. Pembaca menjadi lebih terbawa suasana oleh isi artikel dan pembaca menjadi lebih tertarik untuk membaca isi artikel. Lalu seperti apakah kriteria ilustrasi atau gambar yang baik untuk majalah. Penulis akan memberikan informasi tentang kriteria tersebut, seperti dibawah ini:
-          Ilustrasi atau gambar memiliki kesesuaian makna dengan isi artikel
-          Ilustrasi atau gambar memiliki resolusi yang tinggi, agar terlihat jelas
-          Ilustrasi atau gambar memiliki daya komunikatif dan informative

  1. Mendesain Cover
Setelah semua isi rubrik didesain, maka langkah selanjutnya mendesain cover majalah. Mendesain cover majalah, didesain berdasarkan tema edisi yang sedang diangkat. Desain cover sangatlah mempengaruhi para calon pembaca untuk membaca isi dari keseluruhan majalah tersebut. Karena desain cover merupakan display kemasan bagi isi yang akan disajikannya. Oleh karena itu, desain cover depan majalah harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini:
-          Dapat menunjukkan identitas majalah sesuai dengan misi yang telah ditetapkan
-          Dapat menarik perhatian calon pembaca untuk membacanya
-          Komunikatif dan informatif
-          Dapat meningkatkan daya jual
-          Sesuaikan dengan tema yang sedang diangkat

  1. mengoreksi hasil desain
Pada tahap ini diperlukan orang yang teliti dan paham akan sebuah keindahan. Karena tahap ini dituntut untuk mengerti majalah yang menarik seperti apa dan ilmu tentang sebuah desain yang baik seperti apa.

  1. Cetak coba
Sebelum masuk cetak offset, sebaiknya sebuah desain harus dilakukan cetak coba. Agar bisa diketahui kesalahan – kesalahan klasik dalam mencetak yaitu warna yang berbeda dengan yang dikomputer, fonts yang berubah dengan aslinya, gambar yang pecah, artikel yang terlalu mepet dengan area lipat dan potong kertas, dan hal – hal lain yang membuat hasil cetakan menjadi berubah dengan aslinya.

  1. Cetak dan finishing
Ketika cetak coba sudah sesuai dengan keinginan. Maka langkah selanjutnya, yaitu mencetak besar. Mencetak dengan mesin yang disesuaikan dengan keinginan dan sesuai keuangan perusahaan. Ketika proses cetak selesai, proses finishinglah yang akan dilakukan. Seperti jilid dan kemas majalah, lalu jadilah majalahnya.

Sumber : http://rahdinalspaceart.blogspot.com/2011/11/proses-pembuatanmajalah-membuat-suatu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar