Selasa, 03 Februari 2015

TEKNIK RECORDING

Apa recording itu ???
Recording itu MEREKAM. Merekam audio.

 Apapun audio yang anda rekam ya itulah yang masuk/terekam.
– Audio yang kotor (banyak noise), ya itulah yang anda rekam.
– Audio yang bersih dan tebal, ya itu jugalah yang anda rekam dan dapat di playback lagi hasilnya.

JENIS TEKNIK RECORDING
Secara garis besar, recording bisa dibagi menjadi beberapa kategori. Menurut teknik perekaman dan menurut alat yang digunakan. Menurut alat yang dipakai, rekaman bisa dibagi menjadi dua. Analog dan Digital. Sedang menurut teknik perekaman, bisa dibagi menjadi teknik Live Recording dan Multi track Recording.
1.      Live recording
Live recording adalah suatu teknik rekaman dimana seluruh player bermain bersama dalam suatu ruangan dan secara bersamaan pula permainan mereka direkam ke media tertentu. Dari segi biaya, teknik ini lebih murah dari multi track. Beberapa studio besar menetapkan tarif yang sedikit miring untuk live recording. Kelebihan dari live recording kalo menurut saya adalah kita bisa bener-bener mendapatkan feel dan energi dari lagu yang kita rekam. Sedangkan kelemahannya, permainan kita harus bener-bener perfect. Semua personel dituntut untuk menguasai materi dengan benar. Soalnya dalam teknik ini, apabila salah satu personel melakukan kesalahan, proses rekaman harus diulang dari awal. Oleh karena itu para praktisi rekaman tidak merekomendasikan teknik ini untuk para pemula.
(+) lebih murah
(-)  permainan harus perfect, apabila salah harus di ulang
2.      Multi track recording
Multi track recording adalah teknik perekaman dimana masing-masing instrument direkam secara bergantian. Teknik ini pertama dikenalkan oleh Les Paul, kalo gak salah sekitar tahun 60-an. Dalam teknik ini, playerbisa sedikit santai karena bisa mengulang part-nya berkali-kali. Bahkan dengan keajaiban Digital multi track recording, apabila kita melakukan kesalahan, kita gak perlu mengulang seluruh bagian. Cukup bagian yang salah aja. Beberapa studio kecil mulai memperkenalan multi track ini buat band-band pemula yang mau ngrekam demonya. Tentunya dengan harga yang SUPER miring!
Setelah proses rekaman multi track, kita akan memasuki satu proses yang disebut mixing. Pada proses ini, seluruh bagian yang sudah kita rekam akan digabung menjadi satu keseluruhan. Mixing merupakan bagian yang penting dalam proses rekaman karena ia menentukan hasil akhir rekaman kita. Mixing melibatkan beberapa proses didalamnya. Proses tersebut antara lain: Equalizing; proses pewarnaan soundPanning; pengaturanstereo, dan reverberation; penambahan efek suara reverb terhadap hasil rekaman.
(+) tidak perlu diulang dari awal
3.      Analog
Rekaman dengan cara analog dilakukan dengan menggunakan reel to reel tape. Sistem rekaman ini memerlukan biaya yang besar karena alatnya sendiri juga gak murah. Reel to reel tape ini harganya ada yang mencapai 200 jutaan. Otomatis, hanya studio besar saja yang punya sistem ini. Selain harganya yang selangit, system analog ini juga terkenal rumit dan butuh perawatan yang mahal pula. Terlepas dari system yang ribet dan harga yang selangit, cara analog bisa menghasilkan sound lebih tebal dan hangat.
(+) sound tebal & bagus
(-)  mahal dan ribet
4.      Digital
Rekaman Digital adalah sistem rekaman yang secara langsung dapat mengkonversi sinyal analog dari instrument dan vocal ke dalam format digital. Media perekaman digital ini dapat menggunakan digital recordermaupun computer. Teknik ini jauh lebih murah dan simpel bila dibandingkan dengan sistem analog. Cukup sebuah computer dengan soundcard yang memadai dan anda bisa langsung tancap gas. Pada awal teknik ini muncul, praktisi rekaman mengeluhkan tentang kualitas sound rekamannya yang tipis. Tapi sekarang hal itu sudah bisa teratasi dengan munculnya berbagai produk preamp (penguat sinyal) yang bagus di pasaran. Dewasa ini, hampir seluruh studio rekaman baik besar maupun kecil lebih memilih digital recording. Karena harganya yang tidak terlalu mahal, digital recording ini akhirnya mendorong orang- orang untuk membuka studio rekaman. Hanya dengan 25 juta kita sudah bisa punya sistem ini.
(+) lebih murah dari analog, hampir semua studio memakainya
(-)  butuh soundcard yang di atas rata-rata.

Standard routing signal dari INSTRUMENT/MIC ke SOUNDCARD
1.      Jika menggunakan keyboard/sayanthesizer, maka langsung colok output keyboard tersebut ke soundcard. Ke input yang bertuliskan LINE IN. Jangan colok ke input bertuliskan MIC.
2.      Jika menggunakan guitar dan bass, colok output dari instrument tadi ke soundcard ke input yang bertuliskan INSTRUMENT IN. Atau DI (Direct Injection) Atau Hi-Z input.
3.      Jika menggunakan Microphone, colok out dari mic ke MIC IN.

Bagaimana kalau colok out keyboard ke MIC IN?
Overload (pecah) dan noise bung !!! Kecuali memang anda suka suaranya seperti itu.
Colok dari output Microphone ke LINE IN ?
Bunyinya akan sangat kecil. Bahkan bisa tidak ada suara sama sekali. Kalaupun dikeraskan gainnya, akan ada noise yang lumayan.
Suara yang sudah pecah dan kotor/noisaya akan susah diperbaiki. Jadi prinsipnya, saat merekam itu harus sudah mendapat suara yang bersih tidak noise dan tebal/Full.

Thanks :)

sumber : https://popcornish.wordpress.com/2011/03/10/recording-teknik/

(-)  butuh soundcard yang di atas rata-rata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar